Minggu, 20 Desember 2015

Waspada Dari Penghapus Amal Kebaikan



Hasil gambar untuk eraserAkhi dan ukhti fillah…
Tinggalkanlah segala perkataan yang menyelisihi kebenaran wahyu.  Tahukah engkau, bahwa sekedar mengangkat suara di atas suara Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akan menghapuskan amalan kebaikan ??
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
Artinya : “ Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian mengangkat suara kalian di atas suara Nabi, dan jangan engkau mengeraskan suaramu kepdanya, sebagaimana antara kalian, supaya tidak terhapus amalanmu sedang engkau tidak menyadarinya.” QS Al-Hujurat : 2
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah, “ Jika mengangkat suara mereka di atas suaranya menjadi sebab terhapusnya amalan mereka, bagaimana lagi jika mereka lebih mendahulukan pendapat mereka, akal mereka, perasaan mereka, politik ( aturan ) mereka, pengetahuan mereka atas apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan mengangkat semua itu di atas (petunjuknya). Tidakkah ini lebih pantas untuk menghapuskan amalan mereka.” (I’lamu Al-Muwaqqi’in, hal. 51)
Akhi dan ukhti fillah..
Relakah kita, jika amal kebaikan kita terhapus ?
Tidak khawatirkah kita, jika shalat kita, bacaan Al-Quran kita, da’wah kita, sedekah kita, dan kebaikan kita yang lain terhapus ?
Akhi dan ukhti fillah..
Jauhilah segala hal yang bisa memalingkan-mu dari kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah !
Hindarilah segala hal yang menghalangimu dari kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah!
Janganlah kekagumanmu kepada seseorang menjadikanmu ragu untuk tunduk kepada petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah !
Jangan biarkan ikatan jamaahmu menghentikanmu dari kemuliaan mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah !
Mari kita kuatkan tekad kita, keteguhan hati kita, kejernihan akal fikiran kita, untuk berada di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah hingga akhir kehidupan kita.
Semoga Allah mengampuni segala keterba-tasan dan dosa kita.
Akhi dan ukhti fillah ...
Saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan, mencermati, memikirkan dengan akal fikiran yang jernih dan hati yang tulus, sehingga kita bisa berada di atas kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.   Kebenaran Al-Qur’an dan As-Sunnah telah kita sepakati, tetapi yang hendaknya kita renungkan dengan sungguh-sungguh, bagaimana sehingga kita bisa berada di atas kebenaran wahyu yang mulia dan agung itu.

Dikutip dari buku 'Untukmu Akhi dan Ukhti' karya ustadz Nasrullah Abdullah Said, Lc

Sabtu, 19 Desember 2015

Beberapa Kesalahan Saat Orang Berpuasa



Sebagian orang yang sedang berpuasa kadang terjatuh di dalam beberapa kesalahan yang menyebabkan berkurangnya pahala yang dia peroleh. Juga dapat berpengaruh pada kesempurnaan puasanya. Atau menyelisihi hal yang lebih utama dilakukan oleh seorang muslim yang menginginkan pahala yang lebih sempurna dan besar di sisi Allah. Diantara kesalahan-kesalahan itu adalah:
1.       Tidak memahami hukum-hukum puasa. Hal ini dapat menyebabkan ia terjatuh dalam dalam sebuah kesalahan, karena tidak mengetahui hukumnya. Maka selayaknya seorang muslim mempelajari dan memahami agama dan ibadah-ibadahnya, seperti puasa dan lainnya, sebelum mengamalkannya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka ia akan difahamkan tentang agama ini.” Muttafaq alaihi
2.       Tidak memiliki rasa malu kepada Allah. Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Malulah kalian kepada Allah dengan malu yang sesungguhnya.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami malu alhamdulillah.” Rasulullah bersabda, “Bukan seperti itu, akan tetapi rasa malu yang sesungguhnya kepada Allah adalah engkau menjaga kepalamu dan apa yang ada padanya, dan perut dari apa yang disekitarnya, dan mengingat kematian dan cobaan. Barangsiapa yang menginginkan kesenangan akhirat, ia meninggalkan perhiasan dunia. Barangsiapa yang telah melakukan itu, maka ia telah malu dengan malu yang sesungguhnya.” HR Tirmidzi dalam kitab Shifatul Qiyamah no. 2457
Maksud dari menjaga kepala dan yang ada padanya adalah menjaganya dari perbuatan-perbuatan selain ketaatan kepada Allah. Seperti kesyirikan dengan bersujud kepada selain Allah, dan lainnya. Juga menjaganya penglihatan mata, ucapan lisan dan pendengaran telinga.
Maksud dari menjaga perut dan sekitarnya adalah menjaganya dari makanan haram. Juga menjaga yang ada disekitarnya, seperti kemaluan, kedua tangan dan kaki, serta hati.
3.       Berlebih-lebihan dan mubadzir.  Allah ta’ala berfirman:
tûïÏ%©!$#ur !#sŒÎ) (#qà)xÿRr& öNs9 (#qèù̍ó¡ç öNs9ur (#rçŽäIø)tƒ tb%Ÿ2ur šú÷üt/ šÏ9ºsŒ $YB#uqs%
Artinya: “ Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” QS Al-Furqan : 67
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Makan, minum , berpakaian dan bersedekahlah, selama tidak berlebih-lebihan atau sombong.” HR Bukhari no. 5783
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada dari beberapa orang kalangan umatku yang memakan makanan berwarna-warni, meminum minuman berwarna-warni, menggunakan pakaian berwarna-warni, dan berlambat-lambat dalam berbicara. Mereka itu adalah seburuk-buruk kaumku.” HR Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 107
Berlebih-lebihan atau mubadzir terkadang terjadi pada takaran dan kadang pada cara.
4.       Berlebih-lebihan dalam berdoa. Dari Ibnu Said bin Abi Waqqash radhiallahu anhu, dia berkata, “Ayahku mendengarku berdoa ‘wahai Allah aku memohon surga kepada-Mu, kenikmatannya, kebahagiaannya, dan begini dan begini.’ Maka ayahku berkata, “Wahai anakku sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada kaum yang berlebih-lebihan dalam berdoa.” Maka janganlah kamu menjadi bagian dari mereka. Sesungguhnya jika kamu diberi surga, maka kamu akan diberikan semua kebaikan yang ada di dalamnya. Jika kamu dilindungi dari api neraka, maka kamu akan dilindungi darinya dan dari semua keburukan di dalamnya.” HR Tirmidzi
5.       Memberatkan keluarga untuk membuat makanan dan minuman yang banyak.
6.       Tidur pada waktu sahur. Sehingga ia mengalami kerugian jiwa sebab tidak mendapatkan asupan istighfar, demikian pula asupan untuk badan yaitu dengan makan sahur.  Allah ta’ala berfirman:
Í$ptôžF{$$Î/ur öLèe tbrãÏÿøótGó¡o
Artinya: “Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”QS Adz Dzariyat: 18
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sahurlah kalian, sebab pada sahur itu terdapat berkah.Muttafaq alaihi
7.       Tidak shalat subuh, baik karena ketiduran atau shalat sebelum masuk waktunya. Juga karena shalat sambil tertidur, tidak menyempurnakannya atau shalatnya di rumah. Maka orang yang melakukan hal ini dikhawatirkan tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga semata.
8.       Waktu siangnya lebih bayak dihabiskan untuk tidur. Hal ini menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang mana beliau menjadikan malam sebagai waktu tidur dan siang sebagai waktu mencari kehidupan. Orang yang melakukan hal ini meninggalkan banyak kebaikan untuk dirinya, sebab beramal saat puasa lebih utama dibanding saat tidak berpuasa, karena kemuliaan waktunya.
9.       Menyia-nyiakan waktu dengan banyak tidur, mengobrol, dan banyak bertanya tentang hal-hala yang tidak bermanfaat. Demikian pula sibuk dengan berita-berita yang tidak ada manfaatnya, berteman dengan orang-orang buruk perangainya dan berjalan-jalan, dan yang semisalnya. Waktu seorang muslim adalah perlombaan dan dia lebih berlomba lagi di bulan Ramadhan, disebabkan kemualiaan waktu dan tempatnya.
10.   Tidak membaca Al-Qur’an dan menyibukkan diri darinya dan kemualiaan pahalanya. Yang memalingkan manusia dari membaca Al-Qur’an adalah banyak tidur, banyak melakukan hal yang sia-sia, banyak bermain, lalai dengan kehidupan dunia, berteman dengan orang yabg buruk peragainya, gelapnya hati, sempitnya dada, dikuasai setan, banyak maksiat dan tipisnya iman.
Al-Qur’an adalah kalamullah yang sekiranya diturunkan kepada gunung, maka sungguh engkau akan melihatnya ketakutan dan bergetar karena rasa takutnya kepada Allah. Dan Allah membuka hati-hati manusia dengannya, mengampuni dosa-dosanya, menyembunyikan aib-aibnya, dan dengannya seorang hamba memperoleh apa yang ia minta dan lolos dari apa yang dia tidak sukai.
Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan Al-Qur’an itu. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan. Para sahabat Rasulullah radhiallahu anhum meninggalkan segala sesuatunya untuk membaca dan memperlajari Al-Qur’an
11.   Tidak berdoa saat berbuka dan saat berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: Pemimpin yang adil, orang berpuasa sampai berbuka, dan doanya orang yang terdzalimi.” HR Tirmidzi no. 3598
Jika berbuka, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca doa,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ ابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ الْأجْرُ إنْشَاءَ الله
Telah hilang rasa dahaga, urat-uratpun telah basah dan pahala pun telah ditetapkan insyaallah.” HR Abu Dawud 3257, dihasankan oleh Al-Albani
12.   Meninggalkan shalat Magrib da masjid dan sibuk dengan hidangan buka puasa, karena beralasan dengan dalil , “Apabila makan malam telah terhidang dan shalat telah didirikan, maka mulailah dengan makan malam.” HR Muslim no. 557 atau hadits “Tidak sempurna shalat dengan terhidangkannya makanan, dan juga tidak sempurna bila menahan kencing dan buang air besar.” HR Muslim no. 560
Diantara sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yaitu berbuka dengan ruthab, atau kurma kering, atau beberapa teguk air, lalu shalat. Makanan tidaklah menyibukkan beliau dari shalat. Maka sepantasnyalah seorang muslim mengikuti sunnah Nabi dalam berbuka dengan beberapa biji kurma, lalu shalat berjama’ah.
13.   Tidak shalat tarawih, baik bersama imam setelah shalat isya atau shalat sendirian di rumahnya. Shalat bersama imam lebih utama dari shalat sendirian.
14.   Begadang hingga larut malam. Hal ini membahayakan kesehatan dan menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
15.   Makan dan minum saat muadzdzin sedang mengumandangkan adzan subuh, hingga akhir adzan. Yang wajib adalah menahan (imsak) pada permulaan adzan, jika muadzdzin adzan tepat waktu. Sebab adzan adalah tanda terbitnya fajar kedua.
16.    Tidak mengumpulkan jihad di malam dan siang hari. Imam Ibnu Rajdab rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa terkumpul bagi seorang mukmin dua jihad pada bulan Ramadhan. Berjihad untuk dirinya pada siang hari dengan berpuasa dan jihad pada malam hari dengan shalat. Maka barangsia[a yang mengumpulkan kedua jihad ini, menunaikan hak-haknya, dan bersabar menunaikan keduanya, maka aka deberikan pahala kepadanya tanpa ada perhitungan. Fudhail berkata, “Jika engkau tidak mampu shalat pada malam hari dan berpuasa pada siangnya, ketahuilah engkau sedang dihalangi. Dosa-dosa maksiatmu menghalangimu.”
17.   Terlalu cepat dalam pelaksanaan shalat tarawih. Hal ini menyebabkan cacatnya beberapa rukun dan kewajiban-kewajiban dalam shalat. Mereka meninggalkan tuma’ninah dalam rukuk dan sujud, salah dalam pengucapan huruf bacaan Al-Qur’an dan sebagainya, karena terburu-buru. 

Diterjemahkan dari kitab   Ash-Shiyamu fii Al-Islam, Karya Syaikh Ali bin Sa’ad Al-Qahtani