Sebagian orang yang sedang berpuasa kadang terjatuh di dalam beberapa
kesalahan yang menyebabkan berkurangnya pahala yang dia peroleh. Juga dapat
berpengaruh pada kesempurnaan puasanya. Atau menyelisihi hal yang lebih utama dilakukan oleh seorang muslim yang
menginginkan pahala yang lebih sempurna dan besar di sisi Allah. Diantara
kesalahan-kesalahan itu adalah:
1.
Tidak memahami hukum-hukum puasa. Hal ini dapat
menyebabkan ia terjatuh dalam dalam sebuah kesalahan, karena tidak mengetahui
hukumnya. Maka selayaknya seorang muslim mempelajari dan memahami agama dan
ibadah-ibadahnya, seperti puasa dan lainnya, sebelum mengamalkannya. Oleh
karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka ia akan difahamkan tentang agama
ini.” Muttafaq alaihi
2.
Tidak memiliki rasa malu kepada Allah. Ibnu Mas’ud
radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Malulah kalian kepada Allah dengan malu yang
sesungguhnya.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami malu alhamdulillah.”
Rasulullah bersabda, “Bukan seperti itu, akan tetapi rasa malu yang
sesungguhnya kepada Allah adalah engkau menjaga kepalamu dan apa yang ada
padanya, dan perut dari apa yang disekitarnya, dan mengingat kematian dan
cobaan. Barangsiapa yang menginginkan kesenangan akhirat, ia meninggalkan
perhiasan dunia. Barangsiapa yang telah melakukan itu, maka ia telah malu
dengan malu yang sesungguhnya.” HR Tirmidzi dalam kitab Shifatul Qiyamah no.
2457
Maksud dari menjaga kepala dan yang ada padanya adalah menjaganya dari perbuatan-perbuatan
selain ketaatan kepada Allah. Seperti kesyirikan dengan bersujud kepada selain
Allah, dan lainnya. Juga menjaganya penglihatan mata, ucapan lisan dan
pendengaran telinga.
Maksud dari menjaga perut dan sekitarnya adalah menjaganya dari makanan
haram. Juga menjaga yang ada disekitarnya, seperti kemaluan, kedua tangan dan
kaki, serta hati.
3.
Berlebih-lebihan dan mubadzir. Allah ta’ala berfirman:
tûïÏ%©!$#ur !#sÎ) (#qà)xÿRr& öNs9 (#qèùÌó¡ç öNs9ur (#rçäIø)t tb%2ur ú÷üt/ Ï9ºs $YB#uqs%
Artinya: “ Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian.” QS Al-Furqan : 67
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Makan, minum , berpakaian dan bersedekahlah,
selama tidak berlebih-lebihan atau sombong.” HR Bukhari no. 5783
Bahkan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada dari
beberapa orang kalangan umatku yang memakan makanan berwarna-warni, meminum
minuman berwarna-warni, menggunakan pakaian berwarna-warni, dan
berlambat-lambat dalam berbicara. Mereka itu adalah seburuk-buruk kaumku.”
HR Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 107
Berlebih-lebihan
atau mubadzir terkadang terjadi pada takaran dan kadang pada cara.
4.
Berlebih-lebihan dalam berdoa. Dari Ibnu Said bin
Abi Waqqash radhiallahu anhu, dia berkata, “Ayahku mendengarku berdoa
‘wahai Allah aku memohon surga kepada-Mu, kenikmatannya, kebahagiaannya, dan
begini dan begini.’ Maka ayahku berkata, “Wahai anakku sesungguhnya aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada
kaum yang berlebih-lebihan dalam berdoa.” Maka janganlah kamu menjadi bagian
dari mereka. Sesungguhnya jika kamu diberi surga, maka kamu akan diberikan
semua kebaikan yang ada di dalamnya. Jika kamu dilindungi dari api neraka, maka
kamu akan dilindungi darinya dan dari semua keburukan di dalamnya.” HR Tirmidzi
5.
Memberatkan keluarga untuk membuat makanan dan
minuman yang banyak.
6.
Tidur pada waktu sahur. Sehingga ia mengalami
kerugian jiwa sebab tidak mendapatkan asupan istighfar, demikian pula asupan
untuk badan yaitu dengan makan sahur.
Allah ta’ala berfirman:
Í$ptôF{$$Î/ur öLèe tbrãÏÿøótGó¡o
Artinya: “Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”QS Adz Dzariyat: 18
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sahurlah
kalian, sebab pada sahur itu terdapat berkah.”Muttafaq
alaihi
7.
Tidak shalat subuh, baik karena ketiduran atau
shalat sebelum masuk waktunya. Juga karena shalat sambil tertidur, tidak
menyempurnakannya atau shalatnya di rumah. Maka orang yang melakukan hal ini
dikhawatirkan tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga
semata.
8.
Waktu siangnya lebih bayak dihabiskan untuk tidur.
Hal ini menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang
mana beliau menjadikan malam sebagai waktu tidur dan siang sebagai waktu
mencari kehidupan. Orang yang melakukan hal ini meninggalkan banyak kebaikan
untuk dirinya, sebab beramal saat puasa lebih utama dibanding saat tidak
berpuasa, karena kemuliaan waktunya.
9.
Menyia-nyiakan waktu dengan banyak tidur, mengobrol,
dan banyak bertanya tentang hal-hala yang tidak bermanfaat. Demikian pula sibuk
dengan berita-berita yang tidak ada manfaatnya, berteman dengan orang-orang
buruk perangainya dan berjalan-jalan, dan yang semisalnya. Waktu seorang muslim
adalah perlombaan dan dia lebih berlomba lagi di bulan Ramadhan, disebabkan
kemualiaan waktu dan tempatnya.
10.
Tidak membaca Al-Qur’an dan menyibukkan diri
darinya dan kemualiaan pahalanya. Yang memalingkan manusia dari membaca
Al-Qur’an adalah banyak tidur, banyak melakukan hal yang sia-sia, banyak
bermain, lalai dengan kehidupan dunia, berteman dengan orang yabg buruk
peragainya, gelapnya hati, sempitnya dada, dikuasai setan, banyak maksiat dan
tipisnya iman.
Al-Qur’an adalah kalamullah yang sekiranya diturunkan kepada gunung, maka
sungguh engkau akan melihatnya ketakutan dan bergetar karena rasa takutnya
kepada Allah. Dan Allah membuka hati-hati manusia dengannya, mengampuni
dosa-dosanya, menyembunyikan aib-aibnya, dan dengannya seorang hamba memperoleh
apa yang ia minta dan lolos dari apa yang dia tidak sukai.
Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan Al-Qur’an itu. Jibril
mengajarkan Al-Qur’an kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan. Para sahabat
Rasulullah radhiallahu anhum meninggalkan segala sesuatunya untuk membaca
dan memperlajari Al-Qur’an
11.
Tidak berdoa saat berbuka dan saat berpuasa.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “tiga orang yang tidak
akan ditolak doanya: Pemimpin yang adil, orang berpuasa sampai berbuka, dan
doanya orang yang terdzalimi.” HR Tirmidzi no. 3598
Jika berbuka, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca doa,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ ابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ الْأجْرُ
إنْشَاءَ الله
“Telah hilang rasa dahaga, urat-uratpun telah basah dan
pahala pun telah ditetapkan insyaallah.” HR Abu Dawud 3257, dihasankan oleh
Al-Albani
12.
Meninggalkan shalat Magrib da masjid dan sibuk
dengan hidangan buka puasa, karena beralasan dengan dalil , “Apabila makan
malam telah terhidang dan shalat telah didirikan, maka mulailah dengan makan
malam.” HR Muslim no. 557 atau hadits “Tidak sempurna shalat dengan
terhidangkannya makanan, dan juga tidak sempurna bila menahan kencing dan buang
air besar.” HR Muslim no. 560
Diantara sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yaitu
berbuka dengan ruthab, atau kurma kering, atau beberapa teguk air, lalu shalat.
Makanan tidaklah menyibukkan beliau dari shalat. Maka sepantasnyalah seorang
muslim mengikuti sunnah Nabi dalam berbuka dengan beberapa biji kurma, lalu
shalat berjama’ah.
13.
Tidak shalat tarawih, baik bersama imam setelah
shalat isya atau shalat sendirian di rumahnya. Shalat bersama imam lebih utama
dari shalat sendirian.
14.
Begadang hingga larut malam. Hal ini membahayakan
kesehatan dan menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
15.
Makan dan minum saat muadzdzin sedang
mengumandangkan adzan subuh, hingga akhir adzan. Yang wajib adalah menahan
(imsak) pada permulaan adzan, jika muadzdzin adzan tepat waktu. Sebab adzan
adalah tanda terbitnya fajar kedua.
16.
Tidak
mengumpulkan jihad di malam dan siang hari. Imam Ibnu Rajdab rahimahullah
berkata, “Ketahuilah bahwa terkumpul bagi seorang mukmin dua jihad pada bulan
Ramadhan. Berjihad untuk dirinya pada siang hari dengan berpuasa dan jihad pada
malam hari dengan shalat. Maka barangsia[a yang mengumpulkan kedua jihad ini,
menunaikan hak-haknya, dan bersabar menunaikan keduanya, maka aka deberikan
pahala kepadanya tanpa ada perhitungan. Fudhail berkata, “Jika engkau tidak
mampu shalat pada malam hari dan berpuasa pada siangnya, ketahuilah engkau
sedang dihalangi. Dosa-dosa maksiatmu menghalangimu.”
17.
Terlalu cepat dalam pelaksanaan shalat tarawih.
Hal ini menyebabkan cacatnya beberapa rukun dan kewajiban-kewajiban dalam
shalat. Mereka meninggalkan tuma’ninah dalam rukuk dan sujud, salah dalam pengucapan
huruf bacaan Al-Qur’an dan sebagainya, karena terburu-buru.
Diterjemahkan dari kitab
Ash-Shiyamu fii Al-Islam, Karya Syaikh Ali
bin Sa’ad Al-Qahtani