Selasa, 15 Desember 2015

JAGALAH AQIDAHMU



Manusia adalah makhluk Allah subhanahu wa ta'ala yang sangat mulia. Tak heran, Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan
para Malaikat-Nya sujud kepada  manusia  pertama,  Nabi Adam alaihissalaam.  Namun  kemuliaan  ini membangkit-kan rasa dengki pada makhluk Allah yang lain. Iblis terlaknat tampil dengan segala keangkuhannya, Perintah Allah subhanahu wa ta'ala ditantangnya. Bahkan ia berani berdebat dengan Sang Pencipta, menentang kemulia-an –yang menurutnya- tidak sepatut-nya diterima olah makhluk bernama manusia. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
 

"Apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam ketika Aku memerintahkanmu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan aku dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah". (QS. Al-A’raaf:12)
Akhirnya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman melaknat Iblis dan mengusirnya dari Surga. Tetapi kebencian Iblis sudah demikian besar dan dalam, hukuman Allah subhanahu wa ta'ala tidak membuatnya sadar, apalagi mendorongnya bertaubat.
Iblis makhluk pendengki ini, justru bersumpah di hadapan Sang Maha Kuasa, akan terus melakukan permusuhan abadi dengan Adam Alaihis Salam dan keturunannya. Iblis memohon agar Allah subhanahu wa ta'ala tidak mematikannya hingga hari Kiamat.

Iblis berkata: "Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya kamu diberi tangguh." Iblis berkata: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, dan saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur/taat. (QS. Al-A’raaf:14-17)
Maka selama itu Iblis tak henti-hentinya menggunakan berbagai upaya untuk menyesatkan manusia.
Upaya Iblis meraih kesuksesan saat ia berhasil menggoda Adam alaihissalaam melanggar larangan Allah subhanahu wa ta'ala. Adam alaihissalaam mendapat teguran keras dari Allah subhanahu wa ta'ala. Namun segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala yang telah membimbing Adam alaihissalaam untuk bertaubat dan memohon ampunanNya.
 

“Kemudian Adam menerima bebe-rapa kalimat dari Rabbnya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesung-guhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-Baqarah:37)
Tetapi meski taubat dan permohonan ampunan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Adam u tetap menjalani keputusan Allah subhanahu wa ta'ala, keluar dari Surga dan menjalani kehidupan di muka bumi ini.
  

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama…” (QS. Thaha:123)
Namun meski Nabi Adam alaihissalaam telah keluar dari Surga, Iblis belum puas dan masih saja kecewa serta merasa gagal. Keinginan Iblis tidak hanya sebatas itu, bahkan juga tidak sekedar mengupayakan manusia masuk Neraka. Namun impian Iblis lebih dari pada itu, ia ingin manusia melakukan pelanggaran yang bisa menjadikannya kekal di Neraka, agar menemaninya merasakan azab untuk selama-lamanya.
Iblis pun tahu, tidak ada dosa manusia melainkan akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala, selain dosa memper-sekutukan Allah subhanahu wa ta'ala (Syirik kepada Allah). Janji Allah subhanahu wa ta'ala telah pasti, mengampuni dosa-dosa semuanya, selain dosa syirik kepadaNya: 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehen-dakiNya. Barangsiapa yang memper-sekutukan Allah,Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisaa:48)
Sebesar apapun dosa manusia –Selain Syirik- tidak akan menjadikan dia kekal di dalam Neraka, bahkan jika Allah subhanahu wa ta'ala berkehendak memasuk-kannya ke dalam Neraka, waktunya hanya sementara, kelak dia akan dikeluarkan juga.
Akan tetapi dosa syirik, bagai-manapun kecil atau remehnya dalam pandangan kita, tetap saja membuat pelakunya kekal di Neraka, apabila dia tidak bertaubat sebelum ajal menjemputnya.
Oleh karena itu, upaya dan kerja keras Iblis diarahkan untuk merusak aqidah manusia, supaya mereka terjerumus dalam dosa memper-sekutukan Allah subhanahu wa ta'ala (Syirik).
Berbagai kesyirikan dikemas oleh Iblis dalam bentuk-bentuk yang indah, sehingga banyak manusia tidak menyadarinya. Lebih parah lagi, sebagian perbuatan syirik itu, kini dianggap sebagian manusia sebagai ibadah, dan peringatan untuk meninggalkannya justru dianggap perbuatan yang nista.
Iblis terus menebar perangkap-perangkapnya. Maka jangan sampai anda menjadi salah satu korbannya. Untuk itu, jagalah aqidah anda, agar dosa-dosamu yang lalu diampuni olehNya.
Iblis juga tahu aqidah adalah asas bagi semua amalan. Di atas aqidah di bangun amalan anggota badan. Jika asas kuat dan benar, maka bangunan yang di bangun di atasnya pun menjadi kuat dan kokoh. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
  

“Tidakkah kamu perhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya menancap kokoh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon ini berbuah setiap saat dengan izin Rabbnya. Sungguh Allah membuat perumpamaan kepada manusia agar mereka menjadi sadar.
(QS. Ibrahim:24-25)
Pohon tersebut menjulang tinggi ke langit karena berdiri di atas asas yang kuat, akarnya menancap kokoh ke bumi, karena itu pula ia mem-berikan buahnya setiap saat.
Adapun bila asas bangunan lemah, maka bangunannya rapuh dan goncang. Dalam waktu singkat bangunan itu akan roboh dan hancur. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:


“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, akarnya tercabut dari tanah sehingga tidak bisa tegak” (QS. Ibrahim:26)
Pohon dengan akar tercabut, pasti mudah roboh meski hanya terkena sedikit hembusan angin, apalagi bila dilanda badai. Demikianlah aqidah yang lemah atau rusak, pemiliknya mudah terombang-ambing, amalannya gampang melemah dan redup, semangatnya untuk beramal hanya sesaat.
Sangat berbeda bila amalan dibangun di atas asas (aqidah) yang benar dan kokoh, ia akan terus bertahan dan bertambah, hingga bangunan amalan tersebut menjadi sempurna. Pemiliknya pun meraih ridha Allah subhanahu wa ta'ala

وصلى الله على محمد وعلى آله وأصحبه أجمعين

@ Ust. Amiruddin Djalil, Lc

Maroji’: - Disarikan dari Kitab Aqidatu Awwalan Lau Kuntum Ta’lamuun karya Syaikh Abul Islam ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar